Latar Belakang

Perkembangan revolusi industri 4.0 dengan kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong perubahan wajah dunia pendidikan saat ini. Revolusi industri 4.0 telah berimbas pada perubahan paradigma dari pengetahuan yang terpusat di sekolah menjadi paradigma pengetahuan yang dapat diperoleh dimanapun dan kapanpun. Kecanggihan teknologi dan informasi telah menciptakan generasi yang akrab dengan teknologi/native technology dengan sekali klik pada gadget atau smartphone-nya dapat mengakses berbagai pengetahuan. Nama lain generasi ini adalah generasi milenial.

Data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016 memperlihatkan kualitas pendidikan di Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang, sedangkan komponen penting dalam pendidikan yaitu kualitas guru menempati urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia (Yunus, 2017) .Selain itu, hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015, rata-rata nasional hanya 44,5 jauh di bawah nilai standar 75. Bahkan kompetensi pedagodik, yang menjadi kompetensi utama guru pun belum menggembirakan. Masih banyak guru yang cara mengajarnya kurang baik, cara mengajar di kelas membosankan (Yunus, 2017). Permasalahan tersebut menjadi catatan khusus bahwa kualitas pendidik Indonesia perlu untuk ditingkatkan apalagi menghadapi era generasi milenial yang penuh dengan kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidik di era generasi milenial dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap derasnya arus perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk dapat membekali peserta didik dengan minimal kemampuan 4C (Creativity, Communication, Collaboration, dan Critical Thinking) untuk menghadapi era revolusi indutri 4.0. Peserta didik haruslah diberikan kesadaran bahwa ilmu pengetahuan tidak untuk dihafal tetapi lebih penting untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Suasana kegiatan pembelajaran dikondisikan untuk menjadi lebih interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Oleh karena itu, Program Studi Pendidikan Akuntansi merasa perlu untuk menyelenggarakan kegiatan diskusi yang dapat menghadirkan para pakar pendidikan serta praktisi pendidikan (para guru maupun calon guru) agar saling bertukar pikiran terkait pengembangan pembelajaran untuk generasi milenial dalam wadah acara “Seminar Nasional Pendidikan dan Call for Papers Ke-4 Tahun 2019“.

Tema

“Pengembangan Kualitas Pembelajaran Era Generasi Milenial”

Pembicara

Dr. rer. nat Asep Supriyatna, M.Si.
(Universitas Pendidikan Indonesia)
"Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Era Generasi Milenial"
Drs. Gatot Bambang Hastowo, M.Pd.
(Kepala Disdikbud Provinsi Jawa Tengah)
"Isu dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentang Pembinaan Guru SMA/K dalam Menghadapi Era Milenial"
Dr. Sabar Narimo, M.M, M.Pd.
(Universitas Muhammadiyah Surakarta)
"Pendidikan Karakter untuk Generasi Milenial"